Sergap24.info.Takalar – Birokrasi Takalar kembali tercoreng. Isu panas berhembus kencang setelah jaksanews.id memberitakan dugaan keterlibatan dua aparatur sipil negara (ASN) yang disebut-sebut sebagai “pengendali sistem” di lingkup Pemkab Takalar. Keduanya bukan pejabat tinggi, namun justru diyakini punya pengaruh besar sebagai pembisik bupati.
Fenomena ini menciptakan keresahan serius. Para ASN di Takalar menyebut, kebijakan dan arah roda pemerintahan sering kali tidak murni lahir dari kepala daerah, melainkan dari bisikan dua ASN yang berada di balik layar. Keberadaan mereka dianggap sebagai “pemerintah bayangan” yang lebih menentukan dibanding pejabat struktural resmi.
“Bayangkan, bupati seolah terkunci. Semua orang takut, karena apa pun yang mereka bisikkan bisa langsung memengaruhi keputusan. Ini sangat menekan psikologis pegawai,” ujar salah seorang ASN yang menolak namanya dipublikasikan, dengan nada getir.
Tak pelak, isu ini memantik amarah publik. Jika benar, maka birokrasi di Takalar telah diperdagangkan pada segelintir orang, sementara rakyat hanya jadi penonton. Kekuatan informal dua ASN ini bisa merusak tatanan sistem, mencederai netralitas, dan bahkan menjatuhkan wibawa seorang bupati di mata masyarakatnya sendiri.
Kini, sorotan publik mengarah tajam ke kantor bupati. Pertanyaan mendesak: apakah pemimpin Takalar berani memutus mata rantai bisikan beracun ini, atau justru memilih bungkam dan membiarkan ASN dijadikan alat kepentingan tersembunyi? Jika dibiarkan, maka Takalar bukan hanya kehilangan marwah birokrasi, tapi juga kepercayaan rakyat.