Sergap24.info -
Kegiatan ini mendapat pendampingan langsung dari pihak Polsek Sekayam. PS. Kanit Sabhara Polsek Sekayam, Aipda Bagiyo, hadir sebagai pemateri sekaligus instruktur pelatihan. Ia memberikan materi seputar pengamanan dan bela diri dasar yang sangat relevan untuk mendukung peran peserta dalam menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan masing-masing.
Dalam pelatihan tersebut, Aipda Bagiyo menyampaikan teknik pengamanan berbasis tugas kepolisian, meliputi rencana strategi dan tindakan yang diperlukan untuk menciptakan situasi masyarakat yang aman dan kondusif. Ia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas dalam kegiatan keagamaan, termasuk pengamanan terhadap tokoh-tokoh penting seperti para Ulama, Kiai, dan jajaran Nahdlatul Ulama (NU).
Selain materi pengamanan, para peserta juga dibekali teknik bela diri dasar, seperti gerakan tangan (jab, cross, hook, uppercut), gerakan kaki (tendangan dan kuda-kuda), serta gerak langkah dasar yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan fisik, koordinasi tubuh, dan kepercayaan diri. Seluruh teknik ini disampaikan secara sistematis dan aplikatif agar dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
Kapolsek Sekayam, Iptu Junaifi, SH, saat dimintai keterangan menyatakan bahwa keterlibatan Polsek dalam kegiatan ini merupakan bentuk nyata sinergi antara kepolisian, pondok pesantren, dan organisasi masyarakat dalam membangun generasi muda yang berkualitas.
“Kami mendukung penuh kegiatan ini karena sejalan dengan misi kami dalam menjaga Kamtibmas dan membentuk karakter pemuda yang siap berkontribusi positif bagi bangsa dan negara,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini merupakan bagian dari dukungan Polri terhadap program-program Nahdlatul Ulama serta kebijakan pemerintah dalam pengembangan sumber daya manusia, khususnya di wilayah perbatasan.
“Kami berharap peserta Diklatsar mampu menjadi pelopor ketertiban dan agen perubahan di lingkungan mereka masing-masing,” tambah Iptu Junaifi.
Kegiatan Diklatsar ini pun disambut antusias oleh para peserta dan pihak pondok pesantren. Selain menambah wawasan dan kemampuan fisik, mereka juga merasa lebih siap untuk menjadi bagian dari garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan sosial yang moderat dan toleran.
Dengan pelatihan ini, diharapkan terjalin kolaborasi yang lebih erat antara lembaga pendidikan keagamaan dan institusi kepolisian dalam membina generasi muda yang religius, nasionalis, dan memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga ketertiban masyarakat.
(Kaperwil Alantitus)
Sumber : JejakKriminal