Lampung Utara.Sergap24.Info-
Ketua DPC Laskar Lampung Indonesia Lampung Utara, Adi Candra, menyayangkan perilaku Ketua TPK Desa Sumber Arum yang memanfaatkan kesempatan untuk memeras tenaga masyarakat dengan dalih gotong royong.
Menurut Adi Candra, pekerjaan drainase yang seharusnya dikerjakan menggunakan pekerja dengan dibayar menggunakan dana desa, malah dijadikan kewajiban masyarakat untuk mengerjakannya.
Dalam kunjungannya ke Dusun 3 Desa Sumber Arum, Adi Candra menemukan bahwa masyarakat diwajibkan untuk bergotong royong mengerjakan pekerjaan drainase yang sumber dananya berasal dari dana desa. Salah satu pekerja, PR, mengatakan bahwa mereka diharuskan oleh Ketua RT setempat untuk melakukan pekerjaan tersebut.
"Sangat disayangkan di tengah-tengah keterpurukan ekonomi yang dialami oleh masyarakat pedesaan masih ada segelintir orang yang berani memakan keringat orang lain dengan cara bersembunyi di balik pekerjaan yang didanai oleh dana desa," kata Adi Candra saat di konfirmasi awak media dari Dpc Pwri Lampura. Minggu (14-09-2025).
Adi Candra menegaskan bahwa tindakan TPK, Kepala Dusun, dan RT yang memerintahkan masyarakat untuk bergotong royong itu sama saja dengan memeras masyarakat.
"Dalam pelaksanaan pekerjaan drainase tersebut sudah pasti ada upah yang muncul dalam RAB. Kalau semua sudah ada dalam anggaran, kenapa harus membebani masyarakat kecil??", ujarnya.
Adi Candra meminta Inspektorat untuk segera memanggil Kepala Desa Sumber Arum guna diberi sanksi tegas agar perilaku seperti ini tidak menjadi contoh bagi desa lain.
Jika ditemukan adanya kerugian negara yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut, Adi Candra meminta Inspektorat untuk melimpahkan masalah tersebut ke Kejaksaan Negeri Lampung Utara untuk dilakukan penyidikan.
Diberitakan sebelumnya...
Diduga Proyek pekerjaan Drainase bersumber dari dana desa jadi ajang korupsi
Lampung Utara.-Aneh, Proyek pekerjaan Drainase yang bersumber dari Dana Desa tahun 2025 di Rt 3 Desa Sumber Arum, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara, dikerjakan secara gotong royong oleh warga. Minggu (27/07/2025).
Proyek Drainase tersebut dikerjakan secara gotong royong oleh warga dalam penggalian siringnya, hal tersebut di ungkap beberapa warga jika mereka merasa terpaksa melakukannya.
Seperti yang disampaikan warga yang namanya tak ingin di ungkap saat dikonfirmasi Tim Investigasi Dpc Pwri dirinya membenarkan jika pekerjaan tersebut digotong tongkrongan warga.
“Kami diminta pak Rk untuk gotong royong, sebenarnaya kami ga mau, mending kami keladang tapi mau gimana lagi, jika tidak gotong royong maka pekerjaan ini tidak akan dikerjakan di rk 3”, kata sumber
Warga menyebut, dalam kegiatan gotong royong ini warga dibayar 15.000 per meter, sementara siring yang digali sepanjang 150 meter. Alasan pihak desa ini merupakan swadaya masyarakat
“Itu kan ada dananya, seharusnya masyarakat ini di upah harian, bukan swadaya gotong royong. Kami melakukan ini sangat terpaksa”,keluh warga kesal
Sumber menduga ini ada permainan, bisa saja dilaporan Spj mereka nanti bentuknya upah harian bukan gotong royong.
Karna menurut sumber, ini sangat aneh, pekerjaan tersebut jelas’ di anggarkan melalui dana desa, kenapa digotong royongkan kepada warga.
Ditempat yang sama, salah satu warga yg tak mau namnya disebut juga mengungkapkan kekesalannya kepada media.“Pekerjaan ini aneh, baru sekali ini proyek desa digotong royong warga. Uang nya kemana coba”,terang sumber bingung
Sumber menambahkan, pekerjaan tersebut jelas tidak transparan, buktinya saja seluruh warga yang ikut gotong royong tidak tau berapa jumlah anggaran yang di gunakan untuk membangun drainase tersebut.
“Gimana kami mau tau jumlah uang yang di gunakan, papan proyek nya saja tidak ada”, kata sumber
Ia juga menerngkan, warga yang ikut gotong royong hanya di upah 15000/ meter. Sementara kerjaan yang digali itu sepanjang 150 m.“Coba kalikan saja bera jumlahnya, sementara jika di upah harian orang 10 pun belum tentu selesai dua minggu’, kata sumber
Hal ini membuat kami curiga, jangan jangan pemdes memanfa’atkan kami guna meraup keuntungan.
Yang anehnya kata sumber, saat gotong royong ini tidak ada perangkat desa, apalgi kadesnya, ga nampak batang hidung nya
“Kadesnya ga ada, Tpk nya apalagi. Padahal yang bertanggung jawab dalam pekerjaan ini adalah pak Karyadi selaku Tim Pelaksana Kegiatan”,tutur sumber
Sampai berita ini diterbitkan, pihak pemdes setempat belum dapat dikonfirmasi guna menanyakan kebenaran yang telah disampaikan warganya. ( Tim Pwri)